Kamis, 02 Maret 2017

Orang Tua Belum Merestui

_Serial Tanya Jawab Dalam Kuliah Pra Nikah (KIPRAH) Online_


::: *ORANGTUA BELUM MERESTUI* :::


Assalamualaykum ust,

Saya  mau bertanya, bagai mana kalau seorang laki laki melamar dan wanitanya udah mau tapi orang tua si wanita boleh menikahi anaknya kalau sudah mendapat penghasilan tetap, padahal si laki laki masih kuliah dan belum bekerja,,  padahal laki laki dan wanita tersebut sudah pengen segera menikah untuk lebih menjaga

(Rina, Balikpapan)


Jawaban :


Wa'alaikummussalaam warahmatullahi wabarakaatuh


Dalam Islam, alasan orangtua wanita tersebut tidak syar'i dilihat dari sisi persyaratan harus punya penghasilan tetap. Kemampuan finansial memang diperlukan karena hal tersebut merupakan kewajiban suami untuk menafkahi istri. Jadi, yang terpenting adalah "tetap punya penghasilan", bukan "punya penghasilan tetap".


Persoalan ini adalah alasan paling krusial alias paling utama. Bagi seseorang yang hendak menikah, terutama laki-laki memang harus memikirkan bagaimana cara ia menafkahi keluarganya setelah ia menikah. Nafkah merupakan salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang suami dan dihukumi berdosa manakala mengabaikan persoalan ini. Rasulullah shalallahu a’laihi wa shallam mengingatkan:


“Cukuplah dikatakan berdosa seorang (suami) yang mengabaikan nafkah keluarga yang menjadi tanggungannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)


Persoalannya, apakah untuk menafkahi keluarga berarti harus memiliki pekeejaan tetap terlebih dahulu? Tentu bukan demikian maksudnya.


Poin penting dari persoalan ini adalah bagaimana seseorang mamandang dirinya siap dari sisi ma’isyah (pekerjaan) untuk segera manikah. Banyak kasus yang menimpa orang-orang yang sudah bekerja (bahkan pekerjaan tetap), masih juga menilai dirinya belum siap menikah.


Ada kisah nyata, seorang pemuda yang menikah saat kuliah. Ketika ditanya bagaimana solusi mengenai masalah keuangan harian rumah tangganya, ia membuka jawabannya dengan senyuman kecil. Ternyata pemuda shaleh ini memiliki perhitungan yang biasa tapi istimewa.


Pemuda ini memiliki keinginan yang besar untuk menikah, padahal baru duduk di semester tiga perguruan tinggi. Ia berpikir, kalau ia menikah siapa yang akan membiayai kuliahnya dan kuliah istrinya, belum lagi kebutuhan sehari-hari. Sementara selama ini ia masih mendapat jatah 100% dari orang tuanya untuk berbagai macam kebutuhannya.


Tak kalah akal, ia menawarkan sebuah ide kepada orang tuanya, juga kepada orang tua calon istrinya. Pemuda ini mengajukan tawaran dirinya menikah, tetapi ia tetap dibiayai orang tuanya selama kuliah seperti biasanya dan istrinya juga dibiayai oleh orang tua istri sampai lulus. Ia tidak meminta jatah dari orang tuanya, kecuali jatah yang biasa ia terima sebelumnya, demikian pula dengan istrinya. Tidak berbeda dengan mahasisswa lain, hanya saja dua orang yang sebelumnya terpisah dengan izin Allah bersatu dalam keberkahan, bukan dengan cara yang diharamkan Allah seperti pacaran.


MasyaAllah, ternyata gagasannya diterima orang tua dan calon mertuanya. Pemuda inipun menikah dan tetap kuliah dengan biaya dari orang tuanya sendiri dan orang tua istrinya. Keduanya tak pernah meminta jatah lebih kecuali jatah yang biasa diterima sebelumnya.


Ternyata mereka berdua berusaha mengencangkan ikat pinggang dengan cara makan sepiring berdua. Dengan cara demikian keromantisan didapat dan uang pun bisa disisihkan sebahagian. Di sela-sela kesibukan, mereka masih menyempatkan waktu untuk berusaha mencari nafkah. Istrinya pintar masak, sehingga bisa melayani pesanan snack (makanan ringan) para mahasiswa yang hendak seminar atau ujian akhir. Sedangkan suami berjualan buku, majalah, madu dan beberapa produk islami lainnya. Alhamdulillah, mereka lulus dalam waktu yang sama dan bisa langsung hidup mandiri tepisah dari orang tua masing-masing.


Contoh tersebut adalah satu dari sekian banyak contoh keberhasilan yang menikah dari modal pas-pasan, bahkan dari nol. Mereka berani menikah, meskipun pada awalnya belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi mereka memiliki kesiapan untuk bertanggung jawab. Pada akhirnya mereka mampu membina rumah tangga dengan harmonis.


Allahu A'lam




Ust. Miftahuddin

Direktur Tim Da'i KJI Annisa

(Pembimbing Karimah /Komunitas rindu menikah & KIPRAH / Kuliah Pra Nikah Online)


Distributed :


KIPRAH / Kuliah Pra Nikah Online via WA

- Mempersiapkan diri menuju pernikahan yang sakinah penuh berkah dalam naungan ridha-Nya -

Info : WA 085292004056


_Silahkan dishare_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar