Rabu, 01 Maret 2017

Diplomasi Tingkat Tinggi Raja Salman

USLUP: (ILMU TINGKAT TINGGI)

Tidak Harus Melawan untuk Melawan
DIPLOMASI TINGKAT  TINGGI RAJA SALMAN

Seluruh dunia tahu bagaimana agresifnya Cina memangsa negara-negara lemah yang butuh pembangunan. Anggola dan beberapa negara Afrika adalah buktinya.

Rezim ini yang lapar uang, juga dengan cepat hendak ditelan Cina. Apalagi rezim ini secara genetik sebenarnya anti Islam atau setidaknya meremehkan umat Islam. Garis politiknya sosialis sekuler mengikuti gaya Cina.

Akibat cengkeraman Cina melalui kaki tangan mereka di Indonesia, secara cepat pemerintah berbenturan dengan umat Islam.

Sadar bahwa kondisi umat Islam di Indonesia terancam dan negara RI akan ditelan oleh Cina, Raja Salman yang memiliki mata dan telinga di Indonesia beraksi untuk menghentikan kegilaan rezim ini.
Jika tidak, masa depan RI sebagai rumah umat Islam Indonesia akan ditelan Cina dan kaki tanganya yang sangat rakus dan tidak ada rasa malu.

Karena rezim ini selalu beralibi tentang kecondongannya ke Cina dan kaki tangan Cina dalam negeri disebabkan perlunya uang yang banyak, maka alibi ini dimanfaatkan langsung oleh Raja Salman untuk menampar rezim ini. Raja Salman pun langsung membawa uang jauh melampaui uang janji yang diberikan oleh Cina.
Raja Salman benar-benar ingin menunjukkan superioritas Arab di hadapan Cina soal uang yang dilapari oleh rezim ini.
Selain membawa Rp334 triliun dan rombongan super jumbo sebanyak 1500 orang sekali pukul kunjungan, lawatan spesial ini juga mengirimkan pesan bahwa rezim yang lapar wisatawan, dijawab langsung oleh Raja Salman.

Cina yang datang hanya sebagai buruh dan pengincar bisnis, oleh Raja Salman langsung cash dengan kunjungan high profile berimbas income RI yang besar.
Dan Bali yang ekslusif yang merupakan basis sosial rezim ini, sengaja dijadikan sasaran wisata, agar Bali dan rezim mengerti betapa tidak apa-apanya wisatawan Cina dan betapa gilanya para pangeran dan orang-orang kaya Arab menghamburkan uangnya.

Sekarang akan terpampang sendiri mana di antara elemen rezim ini yang benar-benar jujur lapar uang investasi dan mana elemen munafik yang hanya beralibi dan berkedok lapar uang padahal sebenarnya memang antek Cina dan kongsi rezim.

Itulah sebabnya, Raja Salman langsung mengganjar polisi dengan hadiah-hadiah melimpah, supaya mereka sadar pada posisinya kembali sebagai pengabdi negara, bukan pengabdi rezim. Polisi bagaimana pun dikenal pragmatis saja mengikuti rezim.

Yang paling serba-salah adalah penguasa dan beberapa elit penyokong rezim. Mau menyambut besar-besaran dan meriah Raja Arab, malu dilihat akan menelan ludah sendiri disebabkan sebelumnya keceplosan mengucapkan kata yang tidak pantas tentang Arab. Tidak disambut dengan penuh pelayanan, apa kata dunia.

Kok tuan rumah yang harusnya tahu adab terhadap tamu negara, apalagi bawa keuntungan besar melebihi panutan mereka, negara Cina, kok kelihatannya tidak tahu adat....?

Rasa serba salah inilah yang ditimpakan Raja Arab ke otak rezim. Dengan cara diplomasi super elegan dan high profile ini, layulah kesombongan Cina dan kaki tanganya di Indonesia yang memang hanya tahu menekan psikologis dengan kekuatan uang.
Kali ini konglomerat-konglomerat taipan semacam James Riady cs. tak ada nilainya secara material berhadapan dengan Raja Arab. Bawa 1500 orang lengkap dengan kendaraan-kendaraan super mewahnya.

Tidak hanya itu, Raja Arab juga pamer kemegahan dan kekuatan uangnya dengan menerbangkan 6 pesawat seperjumbo sekaligus.

Raja Arab ini tahu kepada siapa dia mengirimkan move kekuatan uangnya. Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Cina dan kaki-tanganya di dalam negeri yang menyaru jadi politisi maupun konglomerat.

Masalahnya, apakah umat Islam sudah berinsiatif menyiapkan penyambutan besar-besaran kepada Raja Salman...?

Umat Islam harus cepat mengerti. Raja Salman yang jauh di Timur Tengah saja resah dengan keadaan rumah besar umat Islam 200 juta ini yang digeser ke Cina, apalagi yang berada di Indonesia.

Kalau perkiraan kita, rezim ini akan tak peduli dengan teguran moral dari Raja Arab ini. Karena rezim ini punya genetik tidak nyaman terhadap umat Islam, kendatipun isinya banyak yang Muslim.

Tapi Raja Salman sudah mengunci mereka dengan paket investasi yang menjamin berlangsungnya kepentingan Arab di Indonesia yang bisa digunakan setiap saat untuk mengirimkan pesan kepada rezim apa pun nanti yang silih berganti di negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar