Kamis, 02 Maret 2017

Al wara wal bara (Ust Farid Nu'man)

*REKAP KAJIAN  G - 7*

๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด

*Kajian Online Hamba Allah Ummi G-7*

๐Ÿ—“ *Rabu, 1 Maret 2017*
๐Ÿ“ *Al wara wal bara*
๐Ÿ‘ณ๐Ÿผ *ustadz  Farid Nu'man*
๐Ÿ•ฐ  *19.30-selesai*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

▶ Di harapkan keaktifan ummahat disaat kajian berlangsung
▶ Tidak memposting apapun saat kajian berlangsung

▶Tetap Istiqomah Wa Hamazaa

๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด๐Ÿ•Œ๐ŸŒด


*☘๐ŸŒป _Al Wala_ - ุงู„ูˆู„ุงุก (Loyalitas)๐ŸŒป☘*

๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ

Dalam salah satu topik aqidah, ada tema _Al Wala’ wal Bara’_ (Loyalitas dan Anti Loyalitas). Al Wala’ secara bahasa artinya adalah _Ath Thaa’ah_ (ketaatan), _An Nushrah_ (pertolongan), _Al Mahabbah_ (cinta), dan _Al Qurbu_ (Kedekatan).

Sehingga segala potensi baik perkataan dan tindakan yang mengekspresikan ketaatan, pertolongan, cinta dan kedekatan, itu adalah Al Wala’, yang bermuara pada satu kata “loyalitas.”

Lalu, kepada siapakah Al Wala’ (loyalitas) diberikan? Yaitu kepada Al Waliy, jamaknya Al Auliyaa’, siapakah mereka?

Al Quran telah memberikan jawaban dengan tegas dan lugas.

Allah ๏ทป berfirman:

ุฅِู†َّู…َุง ูˆَู„ِูŠُّูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู‚ِูŠู…ُูˆู†َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَูŠُุคْุชُูˆู†َ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَู‡ُู…ْ ุฑَุงูƒِุนُูˆู†َ

Sesungguhnya waliy kalian adalah Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman, yaitu yang menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan  tunduk kepada Allah. (QS. Al Maidah: 55)

Maka, jelas sekali bahwa hanya kepada Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman yang tunduk kepada aturanNya saja yang boleh diberikan Al Wala’. Ada pun kepada selain mereka adalah Al Wala’ Al Muharram (Loyalitas yang diharamkan), yaitu kepada orang-orang kafir; baik atheis, musyrikin, ahli kitab, dan munafiqun.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy Rahimahullah menjelaskan:

ุชุฏู„ ุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ูŠุฌุจ ู‚ุตุฑ ุงู„ูˆู„ุงูŠุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฐูƒูˆุฑูŠู†، ูˆุงู„ุชุจุฑูŠ ู…ู† ูˆู„ุงูŠุฉ ุบูŠุฑู‡ู….

Ayat ini menunjukkan bahwa wajib membatasi Al Wala’ hanya kepada hal yang disebutkan saja (Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman, pen), dan mesti berlepas diri dari Al Wala’ selain mereka. *( _Tafsir As Sa’diy_, Hal. 236)*

Maka, Al Wala’ kepada Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman inilah yang mesti dibangun, dipupuk, dan dilestarikan oleh kaum muslimin. Sebagai upaya pemurnian  aqidah yang lurus, dan menjaga mereka jangan sampai salah memberikan Al Wala’ kepada selain yang disebutkan.

Lalu, bagaimana jika memberikan Al Wala’ kepada orang-orang kafir?

Allah ๏ทป sudah menjawab:

ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَูˆَู„َّู‡ُู…ْ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูَุฅِู†َّู‡ُ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ

_Dan barang siapa yang ber-wala’ kepada mereka (orang Yahudi dan Nasrani) maka dia termasuk golongan mereka._ (QS. Al Maidah: 51)

Syaikh As Sa’diy Rahimahullah menjelaskan:

ู„ุฃู† ุงู„ุชูˆู„ูŠ ุงู„ุชุงู… ูŠูˆุฌุจ ุงู„ุงู†ุชู‚ุงู„ ุฅู„ู‰ ุฏูŠู†ู‡ู…. ูˆุงู„ุชูˆู„ูŠ ุงู„ู‚ู„ูŠู„ ูŠุฏุนูˆ ุฅู„ู‰ ุงู„ูƒุซูŠุฑ، ุซู… ูŠุชุฏุฑุฌ ุดูŠุฆุง ูุดูŠุฆุง، ุญุชู‰ ูŠูƒูˆู† ุงู„ุนุจุฏ ู…ู†ู‡ู….

Karena memberikan Al Wala'  berkonsekuensi berpindahnya agama mereka. Loyalitas yang sedikit akan membawa pada loyalitas yang banyak, lalu berubah secara bertahap demi tahap, sampai dia menjadi seseorang bagian dari mereka. *( _Tafsir As Sa’diy,_ Hal. 235)*

Demikian. Wallahu A’lam

๐ŸŒท☘๐ŸŒบ๐ŸŒด๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐ŸŒป๐ŸŒพ

*☘๐ŸŒบ  Al Bara’ - ุงู„ุจุฑุงุก -   (Anti Loyalitas)๐ŸŒบ☘*

๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ

Al Bara’ adalah kebalikan dari Al Wala’. Secara bahasa artinya Al Kufr (menutup), Al Mufaashalah (memisahkan), Al ‘Adaawah (permusuhan), dan Al Bughdhu (kebencian).

Inilah anti loyalitas, sikap menutup diri, memisahkan, memusuhi dan membenci, kepada kekafiran dengan berbagai jenisnya.

Tidaklah baik Al Wala' seseorang sebelum bagusnya Al Bara'-nya. Tidak mungkin ada manusia yang loyal kepada Allah, RasulNya, dan kaum mu'minin, tapi belum bermusuhan, membenci, memisahkan dan menutup diri dari kekafiran. Sebagaimana mustahilnya seseorang yang menikmati kegelapan dan cahaya diwaktu bersamaan.

Lalu, kepada siapa Al Bara' diberikan? Allah Ta'ala sudah menjelaskan:

ุตِุฑَุงุทَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَู†ْุนَู…ْุชَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุบَูŠْุฑِ ุงู„ْู…َุบْุถُูˆุจِ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„َุง ุงู„ุถَّุงู„ِّูŠู†َ

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Qs. Al Fatihah: 7)

Golongan dimurkai (Al Maghdhub) adalah Yahudi, sedangkan holongan tersesat (Adh Dhaalin) adalah Nasrani. Sebagaimana penjelasan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam haditsnya:

ุฅِู†َّ ุงู„ْู…َุบْุถُูˆุจَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ُ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏُ، ูˆุฅู†َّ ุงู„ุถَّุงู„ِّูŠู†َ ุงู„ู†َّุตَุงุฑَู‰

  Sesungguhnya Al Maghdhuub ‘Alaihim (mereka yang dimurkai) adalah Yahudi, dan Adh Dhaalliin (yang tersesat) adalah Nasrani. (HR. Ahmad No. 19381, Ibnu Hibban No. 7206, dll. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah No. 3263)

Ayat lainnya:

ุจَุฑَุงุกَุฉٌ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ุฅِู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุนَุงู‡َุฏْุชُู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ

(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). (Qs. At Taubah: 1)

Ayat lainnya:

ูŠุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุฅِู†ْ ุชُุทِูŠุนُูˆุง ูَุฑِูŠู‚ًุง ู…ِู†َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃُูˆุชُูˆุง ุงู„ْูƒِุชَุงุจَ ูŠَุฑُุฏُّูˆูƒُู…ْ ุจَุนْุฏَ ุฅِูŠู…َุงู†ِูƒُู…ْ ูƒَุงูِุฑِูŠู†َ

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab (Yahudi dan Nasrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Qs. Ali 'Imran: 100)

Ayat lain:

ู„َุง ุชَุฌِุฏُ ู‚َูˆْู…ًุง ูŠُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุขุฎِุฑِ ูŠُูˆَุงุฏُّูˆู†َ ู…َู†ْ ุญَุงุฏَّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†ُูˆุง ุขุจَุงุกَู‡ُู…ْ ุฃَูˆْ ุฃَุจْู†َุงุกَู‡ُู…ْ ุฃَูˆْ ุฅِุฎْูˆَุงู†َู‡ُู…ْ ุฃَูˆْ ุนَุดِูŠุฑَุชَู‡ُู…ْ ۚ ุฃُูˆู„َٰุฆِูƒَ ูƒَุชَุจَ ูِูŠ ู‚ُู„ُูˆุจِู‡ِู…ُ ุงู„ْุฅِูŠู…َุงู†َ ูˆَุฃَูŠَّุฏَู‡ُู…ْ ุจِุฑُูˆุญٍ ู…ِู†ْู‡ُ ۖ ูˆَูŠُุฏْุฎِู„ُู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ۚ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุฑَุถُูˆุง ุนَู†ْู‡ُ ۚ ุฃُูˆู„َٰุฆِูƒَ ุญِุฒْุจُ ุงู„ู„َّู‡ِ ۚ ุฃَู„َุง ุฅِู†َّ ุญِุฒْุจَ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُูْู„ِุญُูˆู†َ

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah (golongan Allah) adalah golongan yang beruntung.” (Qs. Mujadilah: 22)

Ada pun dalam As Sunnah:

ู„َูŠْุณَ ู…ِู†َّุง ู…َู†ْ ุชَุดَุจَّู‡َ ุจِุบَูŠْุฑِู†َุง

            Bukan golongan kami orang yang menyerupai selain kami.

(HR. At Tirmdizi No. 2695. Ath Thabrani, Musnad Asy Syamiyyin No. 503, juga dalam Al Awsath No. 7380, Al Qudha’i, Musnad Asy Syihab No.1191, Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’ No. 5434)

Dan masih banyak lainnya.

Dengan demikian, seorang mu'min hendaknya memberikan sikap Al Bara' kepada seluruh kekafiran, baik yang dilakukan kaum atheis, musyrikin, ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), dan munafiqin.

Maka, konsekuensi dalam Al Bara' adalah membenci, memusuhi, memisahkan diri dari:

- Semua ritual keagamaan mereka
- Semua hari raya besar mereka
- Semua sese

mbahan mereka
- Semua budaya, ideologi, dan prilaku khas mereka, baik berupa pakaian, perkataan, dan perbuatan yang mengkonotasikan sebagai bagian dari mereka
- Tidak bermawaddah (berkasih sayang) dengan mereka

Ada pun yang BUKAN termasuk Al Bara' terhadap mereka, alias dibolehkan adalah:

- Mengambil pelajaran dan hikmah dari ilmu duniawi mereka, selama bermanfaat
- Menerima hadiah dari mereka selama halal
- Mengucapkan salam mereka, yakni wa 'alaikum, sebagaimana dicontohkan nabi
- Berbuat baik (Al Birr) dan adil kepada mereka yang tidak menzalimi dan memerangi kaum muslimin, selama bukan Al Mawaddah (berkasih sayang)
- Menerima bantuan dari mereka saat kaum muslimin lemah dan sedikit, sebagaimana yang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lakukan dari bantuan orang-orang kafir masanyam seperti pamannya sendiri Abu Thalib, lalu Abdullah bin Uraiqit, dan Bani Khuza'ah.

Demikian. Wallahu A'lam

๐ŸŒท☘๐ŸŒด๐Ÿƒ๐ŸŒพ๐ŸŒป๐ŸŒบ๐ŸŒธ

✍ Farid Nu'man Hasan
๐Ÿ“ก Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC


        *TANYA - JAWAB*

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

1⃣Bismillah...
Ustadz dlm hal mnyerupai ttg budaya...apa batasannya, krn byk budaya kaum non muslim yg sdh mnjadi umum di kalangan umat islam.
Seperti halnya dlm berpakaian...celana panjang bagi kaum pria mungkin awalnya berasal dr barat yg identik dg non muslim/atheis, yg sekarang sdh mnjadi kebiasaan dipake scara umum...

Mohon penjelasannya ๐Ÿ™

✍๐Ÿป
Budaya yg dimaksud adalah budaya khas keagamaan mrka, pakaian pun pakaian keagamaan mrka, .. ada pun pakaian2 sehari2, seperti kemeja, celana panjang, jas, dasi, bagi kaum laki2 hari ini bukan ciri agama tertentu ..

Khusus utk laki2 muslim, agak luwes peraturannya, krn memang tdk ada dalil yg rigid dlm hal ini. Baju koko, gamis, kain sarung, ada sejarah budayanya tp tdk serta merta pakaian muslim, walau nabi palingbsuka dgn gamis putih. Tp .. Abu Jahal cs pun juga gamis.

Oleh krn itu para ulama umumnya tdk masalah dgn pakaian cekana panjang, kemeja, jas, .. sedikit sj yg tetap melarang seperti Syaikh Al Albani, Syaikh Muqbil, tp myritas ulama Barat dan Timur membolehkannya.

Wallahu a'lam

2⃣assalamualaikum ustadz, bagaimana menghadapi sesama muslim yg over toleransi pada non muslim? misalnya tetap mengucapakan natal meski terlarang, hal ini sdh kita ingatkan tp alasan mrk kan sama saudara sediri harus saling menghargai, terkahir mrk malah g suka kl diingatkan malahan marah dan menganggap kita tidak menghormati saudara, mhn pencerahannya ustadz ๐Ÿ™๐Ÿป

✍๐Ÿป
Wa'alaikumussalam, tugas kita hnya memberikan nasihat dan peringatan, dgn cara yg baik, sabar, dan mendoakan dia. Tidak memaksanya.
Sebagaimana ayat fadzakkir innama anta mudzakkir lasta 'alaihim bimushaythir-berilah peringatan, kamu hanyalah memberi peringatan, kamu tdk berkuasa memaksa mereka.

Wallahu a'lam

3⃣Assalammualaikum ustadz...saya tanya bgmn menyikapi tmn dekat non muslim..krn kita mulai dr smp selalu dia mengucapkn selamat hr raya dan selalu kermh..walau sy tak pernah mengucapk dn krmhnya....hub perteman kami sampe skrg langgeng..dn sering bertanya jg...tp ada tmn yg mengingatkn sy..jgn bertmn dg non muslim....mohon penjlsannya..gmn sikap sy...

✍๐Ÿป
Wa'alaikumussalam, jika perkawanan tersebut sdh sampai melahirkan mawaddah/berkasih sayang, sangat dekat, shgga bs menghilangkan asyidda'u 'alal kuffar (tegas thdp org kafir), mk itu tdk boleh.

Tp kalau sekedar teman biasa, sekedar say hello, pinjam meminjam, sbgmn umumnya hidup bertetangga atau berteman, ini tdk apa2. Sebab, nabi pernah berhutang kpd Yahudi.

4⃣๐Ÿ™‹๐ŸปTanya ustadz ...
Dilingkungan kami ada arisan ,yg didalamnya ada satu orang yg non islam ,kami sih setiap arisan ada kultum nya ustadz ,dan dia ikut mendengarkan ,bgmn itu ustadz
Kalau tdk diikutkan dlm arisan lingkungan ,g tega jg ya ustad ,sdh menyatu dng tetangga ,dan baik juga orangnya,serba salah nih ustadz.

✍๐Ÿป
Tdk apa2, bagus jika dia mau mendengarkan kultum kita. Mudan2an dia bs tergugah dan mendapatkan hidayah. Dahulu, di madinah, berkumpul para sahabat dan Yahudi Madinah, nabi pun memberikan salam dan nasihat kpd mrka.

Wallahu a'lam

5⃣๐Ÿ™‹Bgaimana sebaiknya sikap kita terhadap tetangga yang murtad..dan sering sekali tuturkatanya itu menunjukkan bencinya kpda islam

✍๐Ÿป
Ini mesti Al Bara' ..., dia telah memutuskan jaminan keamanan dr  Islam. Sebaiknya tinggalkan.

Lengkapnya ini ๐Ÿ‘‡๐Ÿป

*๐Ÿƒ๐ŸŒปPersaudaraan Karena Aqidah Adalah Yang Tertinggi Di Atas Persaudaraan Lainnya๐ŸŒป๐Ÿƒ*

๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ๐Ÿพ

Allah Ta’ala berfirman:

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุฅِุฎْูˆَุฉٌ ูَุฃَุตْู„ِุญُูˆุง ุจَูŠْู†َ ุฃَุฎَูˆَูŠْูƒُู…ْ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชُุฑْุญَู…ُูˆู†َ

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat (49): 10)

Imam Al Qurthubi Rahimahullah mengatakan:

ุฃูŠ ููŠ ุงู„ุฏูŠู† ูˆุงู„ุญุฑู…ุฉ ู„ุง ููŠ ุงู„ู†ุณุจ، ูˆู„ู‡ุฐุง ู‚ูŠู„: ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุฏูŠู† ุฃุซุจุช ู…ู† ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ู†ุณุจ، ูุฅู† ุฃุฎูˆุฉ ุงู„ู†ุณุจ ุชู†ู‚ุทุน ุจู…ุฎุงู„ูุฉ ุงู„ุฏูŠู†،ูˆุฃุฎูˆุฉ ุงู„ุฏูŠู† ู„ุง ุชู†ู‚ุทุน ุจู…ุฎุงู„ูุฉ ุงู„ู†ุณุจ.

 Yaitu persaudaraan dalam agama dan kehormatan bukan dalam nasab. Oleh karenanya dikatakan:

๐Ÿ“Œ persaudaraan karena agama lebih kuat dari pada persaudaraan  nasab,

๐Ÿ“Œ maka persaudaraan nasab akan terputus dengan berbedanya agama,

๐Ÿ“Œ sedangkan persaudaraan karena agama tidaklah terputus dengan berbedanya nasab.”

*๐Ÿ“š Imam Al Qurthubi, _Al Jami’ Li Ahkamil Quran,_ 16/322-323. Darul ‘Alim Al Kutub, Riyadh. Tahqiq: Hisyam Samir Al Bukhari*

Maka, siapa pun dia, suku apa pun, ras apa pun, tapi dia muslim maka dia saudara. Saudara seiman.

Sebaliknya, walau dia adik, kakak, orang tua, anak, kerabat, tapi berbeda aqidah, maka dia bukan saudara dalam artian sebenarnya, hanya saudara senasab.

Jika berkumpul keduanya, dia saudara senasab dan juga saudara seaqidah sekaligus, maka lebih kuat lagi kedudukannya.

Wallahu A'lam

๐ŸŒพ๐ŸŒฟ๐ŸŒท๐ŸŒป๐Ÿƒ๐ŸŒธ☘๐ŸŒณ

✍ Farid Nu'man Hasan
๐ŸŒŽ Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC

6⃣Tanya lagi teh...ada saudara masuk nasrani...lalu kita sbg saudara..yg diberi barang2nya bgmn...apa kt putuskn ikatan saudara..atau ttp kt anggap dia saudara...trmksh ustadz...๐Ÿ™๐Ÿ™

✍๐Ÿป
Dengan sendirinya memang sdh putus, bukan kita yg memutuskan tapi dia sendiri yg memisahkan,  oleh krn itu Nabi mengatakan tentang org murtad: mufarriqu lil jamaa'ah/dia telah memisahkan diri dari Jama'ah ..

Dia tetap saudara senasab saja .. wallahu a'lam

  ▶▶ KHOLAS◀◀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar