Kamis, 02 Maret 2017

Al Wala wal Baro

#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
*Rekap Materi G5 Kajian Online Hamba ALLAH SWT*
*Hari / Tgl : Rabu 1 maret 2017/ 2 Jumadil Akhir 1438 H*
*Narasumber : Ustadz Satria Hadi Lubis*
*Materi : AL Wala Wal Baro*
*Admin : Bd.Nining ,Bd.Saydah ,Hangesti*
*Notulen : Bnd Nining*
#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#

*Assalamualaikum wr wb...*
*Saya mulai ya...dengan menyampaikan materi Al Wala wal Baro yg diambil dari materi tarbiyah (lama)...semoga bermanfaat...*

*AL WALA WA BARO*

Kalimat Laa ilaaha illa Allaah terdiri dari 3 jenis huruf (alif, lam dan ha) serta empat kata (Laa, ilaha, illa, Allah SWT) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam. Keberadaan kata ini adalah walaa, terhadap Allah SWT dan baraa' terhadap selain Allah SWT Bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan para nabi. Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni (syirik). Dengan sikap walaa, dan baraa, seorang mukmin akan selalu mengarahkan dirinya kepada Allah SWT di setiap per‑buatannya. Untuk memahami walaa, dan baraa' ini kita perlu mengkaji unsur‑unsur kalimatnya, seperti Laa ilaaha, illa dan sebagainya. Kalimat Muhammad Rasulullah merupakan bagian kedua dari syahaadatain. Di dalarnnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan Muhammad Artinya dalam rangka mengamalkan walaa, dan baraa, yang terkandung di dalam Laa ilaaha illa Allaah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah Muhammad SAW. Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran dan melaksanakannya. Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan walaa, dan bara'.


1. لآ اله الاّ الله(Tidak Ada Ilah Selain Allah) Jika diurai kalimatnya maka Terdiri dari komponen, yaitu:


A.النّفى- لا(Tidak Ada ‑ Penolakan)


Kata penolakan yang mengandung pengertian menolak semua unsur yang ada di belakang kata tersebut. Inti dakwah para Nabi adalah mengingkari sembahan selain Allah SWT dan hanya menerima Allah SWT saja sebagai satu‑satunya sembahan. Penolakan terhadap segala sesuatu yang bukan dari Allah.


Dalil

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap‑tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu", maka di antara umat itu ada orang‑orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang‑orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi clan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang‑orang yang mendustakan (rasul‑rasul).

Q. 16:36.

B. -المنفىّ اله(Sembahan ‑ Yang Ditolak)


Sembahan yaitu kata yang ditolak oleh laa tadi, yaitu segala bentuk sembahan yang bathil. Dua kata ini mengandung pengertian baraa, (berlepas diri).


Bahaya menyimpang dari Tauhid akan mengancarn kehidupan manusia apabila manusia tidak menolak sembahan selain dari Allah. Syirik merupakan dosa yang tidak diampuni dan akan membawa kita ke neraka.

Dosa‑dosa manusia diakibatkan kelalaian memahami makna tauhid, karena sembahan yang disembahnya bukan Allah

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, barangsiapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Qs. Al Nisa',4:48

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa sekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh‑jauhnya.

Qs. Al Nisa', 4:116


Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda," tidak ada hamba yang mengucapkan "Tidak ada tuhan melainkan Allah' Kemudian ia meninggal dengan meyakini bacaan itu kecuali masuk sorga, saya berkata, walaupun dia berzina dan mencuri, Nabi menjawab,"Walaupun dia berzina dan mencuri" Beliau mengatakannya tiga kali. Dan pada kali keempat, beliau berkata,"Meskipun Abu Dzar tidak menyetujui." Ahmad berkata,"Maka Abu Dzar pergi, sambil menyeret kainnya dan berkata,"meskipun Abu Dzar tidak setuju," "Abu Dzar menceritakan hal itu di kemudian hari, lalu berkata,"Walaupun Abu Dzar tidak setuju". (HR Ahmad).


47:19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dan bagi (dosa) orang‑orang mukmin, laki‑laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.


C. الا-الإثباتّ(Kecuali ‑ Peneguhan)

Kata pengecualian yang berarti meneguhkan dan menguatkan kata di belakangnya sebagai satu‑satunya yang tidak ditolak. Peneguhan bahwa Allah sebagai satu‑satunya ilah yang disembah sangat diperlukan untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah.

Dalil

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).

Qs. Al A'raaf, 7:59


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"

Qs. Al A'raaf, 7:65

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."

Qsa. Al A'raaf, 7:73


D. -المثبت الله


Kata yang dikecualikan oleh illa adalah Allah. Lafzul jalaalah (Allah SWT) sebagai yang dikecualikan dan sekaligus yang diteguhkan dari ilah yang lainnya. Beberapa contoh dakwah para nabi yang memerintahkan pengabdian kepada Allah SWT dan menolak ilah-ilah yang lain. Allah SWT saia yang diteguhkan sebagai satu‑satunya ilah yang disembah dan diabdi.

Dalil

* Hadits. Ikatan yang paling kuat dari pada iman adalah mencintai karena Allah SWT dan membenci karena Al­lah SWT


* HadistBarang‑siapa yang mencintai karena Allah SWT, membenci karena Allah SWT, memberi karena Allah SWTdan melarang karena Allah SWT, maka ia telah mencapai kesempurnaan Iman.


2. البراء(Pengingkaran)


Merupakan hasil kalimat Laa ilaaha illa yang artinya membebaskan atau melepaskan diri dari segala bentuk sembahan. Pembebasan ini berarti: mengingkari, memisahkan diri, membenci. memusuhi dan memerangi. Keempat perkara ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah SWT semata yang berupa sistem, konsep maupun pelaksana. Contoh sikap baraa, yang diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya terhadap kaumnya, mengandung unsur mengingkari, memisahkan diri, membenci dan memusuhi kepada sesuatu yang bukan dari Allah. Sikap baraa, berarti melepaskan diri seperti yang dilakukan oleh Rasul terhadap orang‑ orang kafir dan musyrik. Sikap baraa, adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan serta melepaskan diri dari segala bentuk kejahatan, kemaksiatan dan kemusyrikan. Sikap baraa, dapat diartikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap familinya yang durhaka kepada Allah. Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya, Umar bin Khattab membunuh bapak saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih musyrik. Semua ini berlangsung di medan perang. Nabi Ibrahim menyatakan permusuhan terhadap berhala. berhala sembahan kaumnya. Bahkan menebas setiap leher patung‑patung yang disembah oleh kaumnya.


Dalil


Hadits. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jarir bin Abdullah AI‑Bajah bahwa Rasululah membaiatnya untuk "Memberi nasihat kepada setiap msulim dan Baraa, (berlepas diri) dari orang kafir."

Sesunggubnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang,orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesunggub,nya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkati (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama‑lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".

Q.s. Al Mumtahanah, 60:4



(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan daripada Allah dan RasuINya (yang dihadapkan) kepada orang‑orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan peranjian (dengan mereka).

Qs. At Taubah, 9:1.



Hai orang‑orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Qs. Muhammad, 47:7.

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih dengan orang‑orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang itu bapak bapak, atau anak‑anak atau saudara‑saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang‑orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya. Dan dimasukanNya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai‑sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan merekapun merasa puas (limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah golongan Allah Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.

Qs. Al Mujadalah, 58:22

.

Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.

Qs. Asy Syu'ara. 26:77


3. الهدم(Penghancuran)


Sikap bara' dengan segala akibatnya melahirkan upaya ancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan‑tandingan maupun sekutu-sekutu selain Allah SWT, apakah terhadap diri, keluarga maupun masyarakat. Ibrahim berupaya menghancurkan berhala‑berhala membodohi masyarakatnya pada masa itu. Cara tersebut sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah tidak sesuai, sedangkan Rasul SAW menghancurkan berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih dahulu menghancurkan berhala secara fisik. Setelah fathu Makkah, kemudian 360 berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan oleh Rasul.


Dalil

Demi Allah, sesungguhnya aku akar, melakukan tipu daya terhadap berhala‑berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala‑berhala itu hancur berpotong‑potong, kecuali yangg terbesar (induk) dari patung‑patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

Qs. Al Anbiya',21:57‑58


4. الولاء(Loyalitas)


Kalimat illa Allah SWT berarti pengukuhan terhadap wilayatullah (kepemimpinan Allah SWT). Artinya: selalu mentaati, selalu mendekatkan diri, mencintai sepenuh hati, dan membela, mendukung dan menolong. Semua ini ditujukan kepada Allah SWT dan segala yang diizinkan Allah SWT seperti Rasul dan orang yang beriman. Iman terhadap kalimat suci ini (laa ilaaha illa Allah) berarti bersedia mendengar dan taat untuk menjalankan segala perintahNya. aminan Allah SWT terhadap yang menjadi wali (kekasih) Allah SWT karena selalu dekat kepada Nya. Allah akan senantiasa melindungi hambaNya yang menjadikan Allah sebagai Wali. Walaa, kepada Allah SWT menjadikan Allah SWT sangat dicintai, lihat Q. 9:24. Hanya Allah, Rasul dan orang yan.. beriman berhak dijadikan tempat loyalitas. Apabila kecintaan kita terhadap dunia melebihi dari kecintaan kepada Allah, Rasul clan orang yang beriman maka Allah akan turunkan azab kepadanya. Sebagai bukti orang‑orang mukmin dari sikap walaa, yang dilakukannya adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah SWT


Dalil



Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjianNya yang telah diikatNya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui isi hati(mu).

Qs. al maidah, 5:7




Rasul telah beriman kepada AI Quran yang tikan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang yang beriman. Sernuanya beriman kepada Ailah malaikat‑malaikatNya, kitab‑kitabNya dan rasulya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul –rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Qs. Al Baqarah,2:285




Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari AI Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput pengetahuan Tuahmu biarpun sebesar zarrah (atom) ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalarn kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Ingatlah, sesungguhnya wah‑wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Qs. Yunus, 10:61-62




Dan di antara manusia ada orang‑orang yang menyembah tandingan‑tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang‑orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang‑orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal). Qs. Al Baqarah, 2:165




Hai orang‑orang yang beriman, jadilah kamu penolong‑penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut‑pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong‑penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut‑pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong‑penolong agarna Allah, Ialu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang‑orang yang beriman, Ialu mereka menjadi orang‑orang yang menang.

Qs. ash Shaft, 61:14


Hadits. Dari Ibnu jarir meriwayatkan dari Abu Hurairah R.A bahwa Rasulullah bersabda,"Di antara hamba‑hamba Allah itu ada sejumlah hamba yang membuat para nabi dan syuhada iri kepada mereka." Beliau ditanya,"Ya Rasulullah siapakah mereka itu ? mungkin kami dapat mencintainya. Beliau bersabda," mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah bukan karena harta dan keturunan. Wajah mereka bagaikan cahaya. Mereka berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka tidak merasa takut saat orang‑orang takut, dan mereka tidak bersedih tatkala orang‑orang sedih. Kemudian Beliau membaca ayat, "Ingatlah sesungguhnya wah‑wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Diriwayatkan dari AI‑Bazzar bahwa Ibnu Abbas, Berkata, "Seseorang bertanya, ya Rasulullah siapakah para wali Allah itu? Beliau menjawab, "Ialah orang‑orang yang apabila di lihat maka teringat kepada Allah."


5. البناء(Membangun)


Sikap walaa, beserta segala akibatnya merupakan sikap mukmin membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT, Rasul dan orang‑orang mukmin. juga berarti membangun sistem dan aktivitas Islam yang menyeluruh pada diri, keluarga, maupun masyarakat. Ciri mukmin i adalah senantiasa menegakkan agama Allah dengan sikap membangun dan membina alam serta manusia di sekitarnya. Posisi kekhilafahan Allah SWT diperuntukkan bagi manusia yang membangun dienullah. Khalifah bersifat membangun alam dan memeliharanya agar damai, aman tenteram. Khalifah juga membangun manusia serta makhl;k lainnya. Jihad di jalan Allah SWT dengan sebenarnya jihad adalah yang tepat membangun dienullah. Membangun Islam adalah aktifitas mulia yang merupakan bagian dari dakwah Islam.


Dalil




(Yaitu) orang‑orang yang jika Kami teguhkan ukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allahlah kembali segala urusan.

Qs. al Hajj, 22:41

Dan Allah telah berjanji kepada orang‑orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal‑amal yang saleh bahwa Dia sungguh,sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang‑orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar‑benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu un dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang‑orang yang fasik.

Qs. Al Nur, 24:55



Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar‑benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali‑kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orangtuamu Ibrahirn, Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang‑orang muslim, dari dahulu, dan (begitu pula) dalarn (AI Quran) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya karnu sernua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik‑baik Pelindung dan sebaik‑baik penolong.

Qs. Al Hajj, 22:78


Hadits. Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ubay bin Ka'ab, dia berkata, Rasulullah SAW bersabdda,"Gembirakanlah umat ini dengan kemuliaan, ketinggian, agama kemenangan, dan kekokohan kekuasaan di muka bumi. Barangsiapa di antara mereka yang beramal akhirat untuk meraih dunia, maka dia tidak akan memperoleh bagian diakhirat."


6. الإخلاص


Keikhlasan yaitu pengabdian yang murni hanya dapat dicapai dengan sikap, baraa, terhadap, selain Allah SWT dan memberikan walaa, sepenuhnya kepada Allah SWT. Mukmin diperintah berlaku ikhlas dalarn melakukan ibadah. Ikhlas beribadah berarti menjalankan perintah Allah dengan sepenuh hati sekaligus mengingkari sernua yang datang selain dari Allah. Sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari Laa ilaaha illa Allaah. Ikhlas berarti memurnikan niat ibadah kita clan memurnikan amalan yang kita lakukan.


Dalil


Hadits. Dari Amirul Mukrninin, Abi Hafsh Umar Bin Al Khattab R.A berkata," aku telah mendengar Rasulullah bersabda,"Bahwasanya segala arnal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap‑tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrah menuju Allah dan Rasul‑Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul‑Nya. Barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dikawininya maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya" (Bukhari‑Muslim)

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; demikian itulah agarna yang lurus.

Qs. Al Bayyinah, 98:5

Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama. Qs. Az Zumar, 39:11,14)


Dari Abu Sa'id sa'ad bin Malik bin Sinan Al Khudri R.A, Nabi SAW bersabda,"Sebelum kalian, ada seorang laki‑laki membunuh. 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (pendeta Israil). Setelah menandatanginya, ia menceritakan bahwa ia telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya: apakah ia bisa bertobat ? ternyata pendeta itu menjawab: Tidak. Maka pendeta itupun dibunuh sehingga genaplah jumlahnya 100. Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang paling alim di atas bumi ini. la ditunjukkan kepada yang laki‑laki alim. Setelah menghadap ia bercerita bahwa dirinya telah membunuh 100 jiwa dan bertanya bisah saya bertobat ? orang alim itu menjawab: Ya, Siapakah yang akan menghalangi orang bertobat? Pergilah kamu ke kota ini (menunjukkan ciri‑ciri kota yang dimaksud), sebab disana terdapat orang‑orang yang menyembah Allah Ta'ala. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kota mu karena kotamu kota yang jelek! lelaki itu pun berangkat, ketika menempuh separuh perjalanan, maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara malaikat rahmat dengan malaikat adzab, siapakah yang paling berhak membawa rohnya. Malaikat rahmat beralasan bahwa: or­ang ini datang dalam keadaan bertobat, lagipula menghadapkan hatinya kepada Allah. Sedangkan malaikat adzab (bertugas menyiksa hamba Allah yang berdosa) beralasan: orang ini tidak pernah melakukan amal baik, Kemudian Allah SWT mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu dan berkata ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dengan kota tujuan. Manakah lebih dekat maka itulah bagiannya. Para malaikat itu Ialu mengukur ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal dekat dengan kota tujuan, maka malaikat rahmatlah yang berhak membawa roh orang tersebut. (HR.Bukhari ‑Muslim)


7. محمد رسول الله


Konsep walaa, dan baraa, ditentukan dalam beberapa bentuk yaitu Allah SWT sebagai sumber (mashdar), rasul sebagai cara (kayfiyah) dan mukmin sebagai pelaksana (tanfiidz).


A. الله-مصدرا (Mashdar)


Allah SWT sebagai sumber walaw, dimana loyalitas mutlak hanya milik Allah SWT dan loyalitas lainnya mesti dengan izin Allah SWT. Allah SWT, Rasul dan orang,orang mukmin adalah wali orang yang beriman yang akan membawa kepada jalan yang benar serta rnenjauhi dari kesesatan dan godaan syaitan. Ketaatan diberikan hanya kepada Allah SWT, Rasul dan dari dari kalangan mukmin. Selain daripada itu, tidak dibenarkan kepada selain Allah karena akan membawa manusia kepada kesesatan.


Dalil



Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang‑orang mukmin yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, RasuI Nya dan orang‑orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah yang pasti menang.

Qs. Al Maidah, 5:55-56

Hai orang‑orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (AI Quran) dan Rasul nya), jika kamu benar,benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utarna dan lebih baik akibatnya.

Qs. Al Nisa, 4:59


Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:Barang siapa menaatiku, maka dia menaati Ailah.'Barangsiapa mendurhakaiku, maka dia mendurhakai Allah Barangsiapa menaati amirku, berarti dia menaatiku. Barangsiapa yang mendurhakai amirku, berarti dia mendurhakai aku."

Dan barangsiapa mengambil Allah, RasuINya dan orang‑orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Qs. Al Maidah, 5:56


B. الرسول-كيفيّة(Kaifyah)


Pelaksanaan walaa, terhadap Allah SWT dan baraa, kepada selain Allah SWT mengikuti cara Rasul. Nabi SAW telah memberikan gambaran yang jelas tentang wala kepada Islam dalam sirah Nabi SAW. Orang‑orang beriman wajib mengajak orang kafir kepada jalan Islam dengan dakwah secara hikmah dan pengajaran yang baik. Apabila mereka menolak, kemudian menghalangi jalan dakwah maka mereka boleh diperangi sampai mereka mengakui ketinggian kalimat Allah SWT. Islam memberikan kebolehan bergaul dengan orang kafir dengan batas‑batas tertentu, misalnya dalam bermuamalah.Asbabun Nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk rumahnya sebelum mendapat izin dari Rasulullah, lihat pula


Dalil

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada. Ku, kemudian hanya kepada‑Kulah kembalimu, maka Ku, beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.


C. المؤمن-تنفيذا(Tanfidz)


Pelaksanaan walaa, dan baraa, adalah orang mukmin yang telah diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah. Dalam pelaksanaan bara, Rasulullah memisalikan manusia slim dan kafin HizbuUah dengan Hizbus Syaithan. orang mukmin adalah mereka yang meng‑imani Laa ilaaha illa Allaah dan Muhammad Rasulullah sedangkan kafir adalah mereka yang mengingkari salah satu dari kalimat syahadat atau kedua‑duanya. Hubungan kekeluargaan seperti ayah, ibu, anak tetap diakui bukan dalam kemusyrikan atau maksiat terhadap SWT. Demikian pelaksanaan walaa, dan baraa, telah ditentukan caranya. Kita hanya mengikut apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.


Mudah‑mudahan Allah menimbulkan kasih antaramu dengan orang‑orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Asma binti akar RA, berkata, Ibuku datang berkunjung, an ia masih dalam keadaan musyrik namun berada ikatan perjanjian dengan Quraisy. Lalu aku datang kepada Nabi dan bertanya,'ya Rasulullah, ibuku datang dan ia ingin bertemu denganku. Apakah aku boleh menemuinya? Rasulullah menjawab,"Ya, temuilah ibumu." (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim).##

******************#######***************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar